--> Skip to main content

Penjelasan Kriteria Penilaian Kontes Batu Akik

Penilaian Batu Pada Kontes Batu Akik




Hingga saat ini tidak ada standar baku yang diterima semua pihak untuk memberikan penilaian kualitas batu permata berwarna, termasuk juga batu mulia seperti batu akik (agate) dan juga batu coral ataupun fosil kayu. Hanya saja, ada standar yang berlaku secara luas, termasuk pada ajang pameran dan lomba batu permata dan batu akik yang selama ini banyak digelar di Indonesia.

Karenanya, pendekatan yang digunakan banyak orang adalah penilaian yang dikembangkan. Menurut Rhiedya Purwanthari dari ACC GEmlab Permata dinilai dengan menggunakan empat kriteria tradisional, yang oleh Mr. Wise disebut “Penilaian Empat C”: color (warna), cut (potongan), clarity (kejernihan) dan crystal (kristal).

Penilaian Dari Sisi Warna

Warna pada batu permata berwarna adalah faktor yang paling penting dan paling kompleks. Dalam khazanah bahasa Inggris, warna dibagi menjadi tiga komponen; hue, saturation, dan tone.

Hue didefinisikan sebagai posisi warna pada roda warna, atau “warna” sebagai istilah yang biasanya kita gunakan. Merah muda dan oranye adalah hue atau warna. Ada beberapa warna murni di alam, sehingga kita melihat warna oranye kemerah mudaan sebagai warna oranye utama dengan sedikit (rona sekunder) pink. Warna merah muda ke arah oranye (jingga) adalah warna yang terbagi rata antara merah muda dan oranye.
Seperti apa batu yang paling diminati? Baca: Tren Batu Akik, Jenis - Jenis Batu Akik Yang Paling Diminati
Demi akurasi dalam sistem ini, digunakan persentase. Jadi safir biru royal adalah safir biru keunguan -atau lebih tepatnya, safir dengan 80-85% warna biru primer dan 10-15% warna ungu sekunder, sebagaimana dinilai dengan mata.

Saturation mengacu pada kuantitas atau kecerahan warna atau rona. Sebuah warna dapat dimodifikasi oleh salah satu dari abu-abu atau coklat. Dalam sistem ini abu-abu dan coklat bukanlah warna, keduanya disebut sebagai saturation modifiers atau masks yang memperkusam atau memperkeruh warna (hue). Semakin kuat masks, semakin negatif pengaruhnya. Semua warna kromatik bersifat cerah. Permata yang memiliki sedikit atau tidak memiliki pengaruh abu-abu atau coklat digambarkan sebagai warna hidup.

Tone adalah kecerahan atau kegelapan warna dan dapat dianggap sebagai penambahan baik warna putih atau hitam pada sebuah warna. Bayangkan ada sebuah ember bercat biru langit. Tambahkan sedikit warna hitam dan warna itu akan menjadi biru tua; jika terlalu banyak akan menjadi hitam. Setiap warna mencapai tingkat saturasi tertinggi (brightness/kecerahan) pada tone tertentu yang telah ditentukan. Sekali lagi di sini digunakan persentase; 0% seperti jendela kaca yang benar-benar tidak berwarna, dan 100% seperti sebongkah batu bara, buram dan hitam.

Efek Pencahayaan. Perubahan dalam lingkungan pencahayaan akan menyebabkan perubahan visual dalam warna dan kristal batu permata. Standar penilaian tradisional, sinar matahari utara pada siang hari (5500-6000Kelvin) menyediakan lingkungan penilaian yang seimbang atau putih. Secara tradisional, pada permata seperti safir, ruby, ​​dan zamrud, kecenderungan untuk kehilangan warna ketika lingkungan pencahayaan berubah dari siang hari menuju pijaran cahaya; fenomena ini dikenal sebagai “pendarahan”, permata akan kehilangan beberapa tone dan saturation, dan “pendarahan” warna benar-benar terjadi.
Varietas permata lain seperti turmalin dan garnet dapat mengambil masks abu-abu atau coklat yang tidak menarik dari pijaran cahaya, atau warna primer atau sekunder dapat berubah. Beberapa varietas permata, seperti turmalin, selalu akan berubah hingga beberapa derajat. Dalam beberapa kasus, ini dianggap cacat atau ketidaksempurnaan, yang berimbas pada keindahan permata itu. Permata yang sangat baik tetap mempertahankan warna atau keindahannya meski terjadi perubahan lingkungan pencahayaan. Jika perubahan terjadi pada warna atau kristal, dan secara negatif mempengaruhi keindahan; ketika lingkungan pencahayaan beralih dari siang hari menuju pijaran cahaya, permata itu dianggap ada pada OCR dan dicatat dalam komentar penilaian.

Penilaian Warna Total menyederhanakan penilaian warna dengan menggabungkan tiga komponen (hue, saturation, tone) ditambah efek pencahayaan ke dalam nilai warna berkualitas. Nilai warna ini didasarkan terutama pada warna apa yang oleh para ilmuwan disebut batas gamut warna. Dalam fakta ilmiah, setiap hue mencapai saturasi optimal pada tone tertentu yang telah ditentukan. Batas gamut ini bervariasi untuk setiap warna. Kuning terang dan cerah, biru gelap dan kaya. Tanpa abu-abu atau coklat, warna hijau mencapai saturasi paling terang dan kaya mencapai 75% tone, merah 80%, dan biru 80-85%.

Pasar secara tidak sadar cenderung mengikuti sains. Dengan demikian, semua faktor lainnya menjadi sama, batu hijau seperti zamrud akan mencapai warna terbaiknya pada tone 75%. Warna murni akan lebih disukai dibanding warna campuran, tetapi alam jarang menghasilkan warna murni. Kehadiran dan persentase warna sekunder dan/atau masks alami akan mempengaruhi nilainya.

Penilaian Dari Sisi Kejernihan

Berlian adalah satu-satunya permata yang dinilai menggunakan pembesaran. Untuk menilai berlian dalam sistem ini, digunakan skala berlian GIA di bawah 10x pembesaran: Flawless (Fl), Very Very Slightly Included (VVS1-VVS2), Very Slightly Included (VS1-VS2) dan Slightly Included (SI1-SI2) dan Imperfect (I1, 2. 3).

Di sini batu permata berwarna dinilai menggunakan terminologi yang sama tanpa perbesaran menggantikan mata telanjang (dengan asumsi visi 20×20). Dalam hal ini dibuat sedikit modifikasi; permata tanpa inklusi (kekurangan) yang terlihat ketika dilihat dengan mata telanjang dinilai sebagai ‘sempurna berdasarkan penilaian mata’.

Penilaian Dari Sisi Kristal

Kristal = transparansi. Pada zaman dulu, para ahli menggunakan istilah air; jika permata transparan dengan warna yang sangat bagus, maka itu disebut “permata dari air terbaik.” Dalam penilaian permata yang sangat baik, kedua faktor harus ada pada tingkat superlatif. Permata yang sangat baik selalu memiliki tingkat transparansi yang tinggi. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kristal: banyak batu permata berubah gelap, hitam atau berlumpur pada pijaran cahaya; inklusi, jika padat dan dalam jumlah besar, mengurangi transparansi; tone warna juga dapat mempengaruhi kristal. Permata yang overcolor (hitam) akan jarang menunjukkan transparansi.

Kristal adalah atribut dari semua permata yang sangat baik, tapi itu bervariasi menurut spesies dan variasi. Hampir setiap pengurangan transparansi dianggap kekurangan. Pengecualian: karakteristik cahaya seperti susu pada safir jenis Kashmir akan mengurangi kristal, tetapi akan menggantikannya dengan fenomena indah yang lain, yaitu sinaran. Permata bintang dan mata kucing memerlukan jenis inklusi tertentu untuk menciptakan bintang atau mata. Inklusi ini tentu mengurangi transparansi, tetapi dalam kasus ini akan menggantikannya dengan fenomena lain yang indah, yaitu mata atau bintang. Dalam contoh ini, setelah warna dan kekuatan serta kualitas fenomena dipertimbangkan, kristal juga dianggap penting.

Penilaian Dari Sisi Kelangkaan

Kelangkaan juga dinilai, karena sering memiliki efek pada harga. Ada dua jenis kelangkaan, tampak dan nyata. Kualitas terbaik dari kebanyakan batu permata adalah yang tampak langka dan sulit untuk ditemukan di pasar. Bahkan, amethyst berkualitas paling langka mungkin lebih jarang daripada zamrud berkualitas terbaik (sampai ukuran diperhitungkan), namun amethyst (kuarsa) sebenarnya lebih banyak daripada (berilium oksida). Tidak ada upaya yang dapat dilakukan untuk menilai kelangkaan mutlak; skalanya relatif terhadap pasar.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar